Presiden Vladimir Putin pada Selasa (10/9) memperingatkan Amerika Serikat agar tidak berusaha mengalahkan Rusia dalam hal persenjataan di Asia. Peringatan itu disampaikan bersamaan dengan latihan bersama antara kapal perang Rusia dan China, sebagai bagian dari latihan angkatan laut terbesar Rusia sejak era Uni Soviet.
Putin mengatakan, latihan strategis “Ocean-2024” yang lebih luas akan dilakukan mulai dari Laut Tengah hingga ke Pasifik, dan akan menguji kesiapan unit-unit tempur dan penggunaan senjata berpresisi tinggi, termasuk tipe-tipe senjata baru yang menjanjikan.
Latihan perang ini juga akan memadukan pelajaran yang sudah dipetik dari “operasi militer khusus” Rusia di Ukraina.
“Untuk pertama kalinya dalam tiga dekade terakhir, kita menggelar latihan dalam skala sebesar ini di laut. Latihan ini akan digelar berkesinambungan di perairan Pasifik dan laut Artik, Laut Tengah, Laut Kaspia dan Laut Baltik. Latihan ini melibatkan pasukan angkatan laut, unit-unit jarak jauh dan angkutan udara militer. Kapal-kapal dan pesawat terbang dari Tentara Pembebasan Rakyat China juga akan berpartisipasi dalam latihan praktis ini. Perwakilan dari 15 negara telah diundang sebagai pemantau,” kata Putin, pada Selasa.
Putin mengatakan, Rusia harus bersiap untuk perkembangan apapun dan harus terus memperkuat pasukan angkatan lautnya, termasuk komponen nuklir mereka, dalam menghadapi apa yang dia gambarkan sebagai perlombaan senjata yang didorong oleh Washington.
Amerika Serikat menyatakan, sekutu mereka di Pasifik, seperti kemitraan AUKUS dengan Inggris dan Australia, bertujuan untuk
memperdalam kerja sama militer untuk mendorong stabilitas regional. AUKUS tahun lalu mengumumkan sebuah rencana gabungan yang akan menyediakan kapal selam serang bertenaga nuklir pada awal 2030, untuk melawan ambisi China di Indo-Pasifik.
Komandan Angkatan Laut Rusia, Alexander Moiseyev melaporkan kepada Putin bahwa empat kapal China dan 15 pesawat berlatih bersama pasukan Rusia.
Kantor berita resmi China, Xinhua mengatakan pada Senin, bahwa tujuan kegiatan itu adalah untuk memperdalam “level koordinasi strategis antara militer China dan Rusia, dan meningkatkan kemampuan mereka untuk merepon secara bersama ancaman keamanan”.
Moiseyev mengatakan kepada Putin, bahwa latihan ini akan melibatkan lebih dari 90 ribu tentara Rusia, lebih dari 400 kapal, 125 pesawat dan lebih dari 7.500 unit persenjataan.
Pasukan bersenjata Rusia telah dikerahkan di darat dan laut selama dua setengah tahun terakhir karena perang mereka terhadap Ukraina. Pasukan Ukraina, meskipun sangat kekurangan senjata dan daya tembak angkatan lautnya, telah mampu menciptakan serangan yang merugikan bagi Armada Laut Hitam milik Rusia.
Namun demikian, Rusia terus menggelar latihan militer berskala besar, termasuk ribuan kilometer jaraknya di sisi timur jauhnya, dengan tujuan untuk memproyeksikan kekuatan dan membangun hubungan pertahanan dengan mitra-mitranya, khususnya China.