Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Jumat (6/9), meminta agar sekutu militer negaranya menambah persenjataan, menggarisbawahi perlunya Ukraina mempertahankan kekuatan militernya saat Rusia berupaya menduduki lebih banyak wilayahnya.
Zelenskyy menyampaikan komentarnya di Pangkalan Udara Ramstein Jerman pada pertemuan ke-24 Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina (UDCG). Kelompok yang dipimpin Amerika Serikat ini beranggotakan sekitar 50 negara, dirancang untuk mengoordinasikan dukungan militer bagi Kyiv dalam perangnya melawan invasi Rusia. Ini adalah pertama kalinya Zelenskyy berbicara kepada kelompok tersebut secara langsung.
Zelenskyy kembali mendesak kelompok tersebut untuk meningkatkan kemampuan pertahanan udara, serta izin untuk menggunakan senjata jarak jauh yang dipasok Amerika Serikat untuk menyerang target di Rusia dan sebagian wilayah Ukraina yang diduduki Rusia.
Ukraina telah dilanda gelombang serangan pesawat nirawak dan rudal bertubi-tubi dalam beberapa minggu terakhir, dan Zelenskyy mengatakan kebutuhan akan sistem pertahanan udara tambahan sudah jelas. Ia berterima kasih kepada kelompok tersebut atas bantuan yang telah diterimanya, tetapi mengatakan ada sejumlah besar unit pertahanan udara yang dijanjikan namun belum terkirim.
“Dunia punya cukup banyak sistem pertahanan udara untuk memastikan bahwa teror Rusia tidak membuahkan hasil,” katanya. “Dan saya mendesak Anda untuk lebih aktif bekerja sama dengan kami di bidang pertahanan udara.”
Zelenskyy mengatakan tidak ada perubahan dalam kebijakan Amerika Serikat, yang tidak mengizinkan Ukraina menggunakan senjata yang dipasok Amerika Serikat untuk menembak sasaran di wilayah Rusia. Gedung Putih menyatakan kekhawatiran bahwa hal ini dapat menyeret Amerika Serikat ke dalam konflik langsung dengan Rusia.
Pada hari Kamis (5/9), Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan tidak ada perubahan dalam kebijakan tersebut, meskipun ia mengatakan percakapan antara pejabat Amerika Serikat dan Ukraina terus berlanjut terkait masalah itu — dan ia bahkan menyarankan percakapan tersebut terus berlanjut selama pertemuan UDCG.
Zelenskyy mengatakan kebijakan tersebut mencakup penembakan terhadap sasaran di dalam wilayah Ukraina yang diduduki Rusia dan menurutnya kebijakan tersebut perlu diubah.
“Kita perlu memiliki kemampuan jarak jauh ini tidak hanya di wilayah Ukraina yang diduduki, tetapi juga di wilayah Rusia, ya, sehingga Rusia termotivasi untuk mencari perdamaian,” kata Zelenskyy.
Dalam pidatonya, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin tidak membahas masalah senjata jarak jauh, tetapi mengatakan bahwa UDCG mendukung Ukraina, dan tetap “berfokus pada kebutuhan prioritas Ukraina, termasuk pertahanan udara, tembakan, dan kendaraan lapis baja.”
Ia mengatakan kelompok tersebut akan terus membantu Ukraina “menangkal agresi Rusia hari ini — dan menangkal agresi Rusia besok.” Ia mengatakan demi keamanan jangka panjangnya, Ukraina harus terus meningkatkan produksi pertahanannya sendiri.
Austin menambahkan bahwa banyak anggota kelompok kontak telah mendukung upaya itu, dan menyebut Denmark telah berkomitmen untuk membeli sebagian dari paket bantuan keamanan terbarunya senilai $115 juta untuk membeli senjata dari industri pertahanan Ukraina.
Sementara itu, saat berbicara dalam jumpa pers di Norwegia, Jumat (6/9), Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mendesak sekutu Kyiv untuk memberi Ukraina lebih banyak dukungan militer, seperti yang disampaikan Zelenskyy bahwa Ukraina yang kuat adalah jalan tercepat untuk mengakhiri perang.
“Presiden Rusia [Vladimir] Putin harus menyadari bahwa ia tidak dapat menang di medan perang dan harus menerima perdamaian yang adil dan abadi, di mana Ukraina tetap bertahan sebagai negara yang berdaulat dan merdeka,” kata kepala NATO itu. “Saya menyerukan kepada semua sekutu untuk terus memberikan dukungan, terutama dalam fase perang yang sulit ini.”