Jakarta – Demonstran pro-Palestina dan polisi Australia bentrok di luar pameran militer di Kota Melbourne, Negara Bagian Victoria pada Rabu 11 September 2024. Polisi menutup jalan dan mendesak pengendara untuk menghindari bagian tertentu kota tersebut, lapor media Australia.
Ratusan orang terlihat berkumpul di luar tempat penyelenggaraan Pameran Pertahanan Darat Internasional Angkatan Darat yang digelar dua tahunan. Massa antiperang terdengar meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina melalui pengeras suara, menurut tayangan televisi.
Para pengunjuk rasa melemparkan kotoran kuda, telur, dan tomat busuk ke arah polisi, sebelum membentuk barikade darurat dan membakar sampah. Kelompok aktivis – termasuk Extinction Rebellion dan Students for Palestine – bersatu dalam protes tersebut, yang menurut mereka dipicu oleh sikap Canberra terhadap konflik Gaza.
“Kami melakukan protes untuk membela semua orang yang terbunuh oleh jenis senjata yang dipamerkan di konvensi tersebut,” kata juru bicara Jasmine Duff kepada surat kabar The Age.
Polisi mengerahkan gas air mata, granat kejut, dan semprotan merica untuk membubarkan massa dan menangkap sedikitnya dua orang.
Aktivis anti-perang memprotes pameran militer selama tiga hari di Melbourne yang memamerkan senjata dan teknologi dari seluruh dunia.
Beberapa pengunjuk rasa yang mencoba melintasi barikade dihadang oleh petugas pasukan antihuru-hara, sementara seorang pengunjuk rasa naik ke atas truk yang berhenti di lampu lalu lintas.
Semprotan capsicum digunakan pada beberapa bagian kerumunan ketika banyak pengunjuk rasa meneriaki delegasi yang menghadiri konferensi tersebut, kata ABC News.
Polisi setempat, yang khawatir akan adanya 25.000 pengunjuk rasa, mengalihkan sumber daya dari wilayah regional sebagai antisipasi – menjadikannya operasi pasukan terbesar dalam 20 tahun. Namun, pejabat pemerintah memperkirakan hanya 3.000 orang yang hadir pada Rabu.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan masyarakat mempunyai hak untuk melakukan protes, namun dia tidak setuju dengan kekerasan.
“Masyarakat mempunyai hak untuk melakukan protes secara damai. Namun, Anda tidak mengatakan bahwa Anda menentang alutsista dengan melemparkan barang ke arah polisi. Mereka mempunyai tugas yang harus dilakukan dan petugas polisi harus dihormati setiap saat,” katanya.