Setidaknya dua orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam bentrokan di Bangladesh antara pengunjuk rasa anti-pemerintah dan pasukan keamanan.

Kekerasan meletus di ibu kota, Dhaka, saat terjadi protes yang menuntut Perdana Menteri Sheikh Hasina mengundurkan diri menjelang pemilu yang dijadwalkan pada bulan Januari.

Polisi mengatakan mereka yang tewas adalah anggota oposisi Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) namun tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Pejabat BNP Shariful Alam mengatakan mereka “ditembak mati oleh polisi”.

Dia mengatakan kepada Dhaka Times bahwa kedua aktivis tersebut menghadiri rapat umum di distrik pusat Kishoreganj pada hari Selasa – hari pertama dari tiga hari rencana protes yang diserukan oleh BNP.

Ia mengatakan, satu aktivis tewas di tempat, sedangkan satu lagi meninggal di rumah sakit.

Dhaka Times melaporkan sekitar 50 orang terluka, termasuk sekitar 15 petugas polisi.

Kepala polisi Kishoreganj Mohammad Russell Sheikh mengatakan kepada BBC Bangla bahwa aktivis BNP menyerang polisi, yang melepaskan tembakan “untuk membela diri”.

Pihak oposisi mengatakan pemilu yang bebas dan adil tidak mungkin dilakukan di bawah pemerintahan Hasina.

Pada hari Sabtu, polisi membubarkan unjuk rasa di Dhaka yang menyerukan pengunduran dirinya. Seorang petugas polisi tewas dan lebih dari 100 orang terluka.

Pada hari Minggu pihak berwenang mendakwa Sekretaris Jenderal BNP Mirza Fakhrul Islam Alamgir dan lebih dari 150 anggota partai lainnya atas kematian tersebut.

Polisi Dhaka mengatakan setidaknya 1.480 aktivis oposisi telah ditangkap dan didakwa melakukan kekerasan sejak 21 Oktober. BNP menyebutkan jumlah penangkapan mencapai 3.000 orang.

Kantor Komisaris Hak Asasi Manusia PBB mengatakan pihaknya “sangat prihatin” dengan kerusuhan tersebut dan menyerukan “semua aktor politik untuk menjelaskan bahwa kekerasan seperti itu tidak dapat diterima”.

Hasina, putri presiden pertama Bangladesh, telah berkuasa sejak tahun 2009, dan dituduh menargetkan lawan-lawan politik, namun ia membantahnya.

Pada hari yang sama, polisi Bangladesh juga bentrok dengan ribuan pekerja garmen yang menuntut upah yang adil.

Petugas menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan para pekerja pabrik yang mogok di luar Dhaka. Polisi mengatakan massa telah memblokir jalan dan menghancurkan pabrik-pabrik yang memproduksi pakaian untuk merek-merek besar barat.

Sumber : BBC

Share.
Exit mobile version